Sunday, May 25, 2014

AKU SEORANG DA’IE.

AKU SEORANG DA’IE.

(SIRI 2)

Dalam siri pertama yang lalu, saya telah menyebutkan bahawa tugas para Rasul dan Anbiya’ Alaihimussolatu wassalam ialah mengajak manusia ke arah menyembah dan menuju Allah swt… Maka dengan sebab itu tugas dakwah adalah merupakan tugas yang sangat mulia..

Walaupun begitu dalam melayari bahtera dakwah, seseorang da’ie itu perlu ada padanya beberapa sifat akhlak dan perbadi yang menghiasi dirinya agar keberkesanan dakwah itu dapat dicapai. Antaranya ialah :

Pertama : Ikhlas Dalam Berdakwah. 

Motivasi utama bagi seorang da’ie ketika berdakwah ialah rasa cinta kepada Allah swt, kepada agamaNya, kepada sesame umat Islam dan mengharapkan kebaikan dan hidayah untuk orang yang ingin didakwahinya.Maka dengan sebab itu Keikhlasan seorang da’ie dalam dakwahnya adalah merupakan suatu perkara yang paling penting bagi menjamin tercapainya misi dakwahnya, sebagaimana Allah swt memberitahu tentang para nabi tatkala mereka berkata kepada kaumnya :

فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلاَّ عَلَى اللّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ"

"Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepadaNya)". [Yunus:72]

Jika dakwah didasarkan bukan kerana ikhlas, tetapi karena riya’, mengharap kedudukan, harta ataupun ketinggian darjat dan kedudukan disisi masyarakat serta kepentingan dunia lainnya, maka apa yang dilakukan oleh da’ie tersebut tidak dapat dianggap sebagai dakwah karena Allah swt, melainkan seruan tersebut hanyalah semata-mata untuk dirinya sendiri, kepentingan pribadi atau maksud-maksud lainnya. Sesungguhnya Allah swt telah memberikan peringatan tentang hal ini dalam firmanNya:

مَن كَانَ يُريدُِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ {15} أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka, di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan". [Hud:15-16]

Ibnu Abbas r.a berkata :

“Sesungguhnya, orang-orang yang riya’, mereka diberi kebaikan di dunia, dan tidak di dirugikan sedikitpun. Allah swt berfirman ‘barangsiapa beramal shalih namun tujuannya untuk mencari dunia, Aku akan membalas perbuatan mereka dengan sempurna di dunia, tetapi sia-sialah apa yang dia perbuat. Dan di akhirat, ia termasuk orang-orang yang merugi’.” 

Sifat Ikhlas juga sebenarnya merupakan benteng diri seorang pendakwah daripada godaan dan hasutan Iblis atau Syaitan , yang mana ia memiliki komitmen yang teguh serta bersungguh-sungguh untuk menjerumuskan anak keturunan Adam kejurang kehinaan. Allah swt berfirman dalam Al-quran , surah Al Hijr ayat 39-40 :

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Iblis berkata : Ya tuhanku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,pasti aku akan menjadikan mereka (anak Adam) memandang baik (perbuatan maksiat) dibumi,dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba – hamba Engkau yang Mukhlis (Ikhlas) di antara mereka.” 

Dari ayat di atas sangat jelas komitmen yang di miliki Iblis untuk menghinakan manusia bahkan lebih hina dari Iblis itu sendiri, dimana realitinya sekarang ini telah ramai yang sudah menjadi penyambung dan penerus perilaku dan perangai Iblis serta Syaitan tersebut, sehingga mereka terus leka dan tenggelam dalam berbagai bentuk kemaksiatan.

Namun, disana terdapat satu benteng dan perisai yang diberikan Allah untuk umat manusia yang tidak boleh ditembusi oleh Syaitan dan Iblis, iaitulah “hamba-ha mba Allah swt yang Ikhlas” .
Mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk,kurniaan, taufik serta hidayah dari Allah swt untuk mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sesungguhnya bukan mustahil untuk kita memperolehi sifat Ikhlas ini, kerana Hamba-hamba Allah swt yang ikhlas itu sememangnya ada atau wujud sebagaimana yang disebut dalam ayat di atas.. Cumanya, Bagaimanakah dan dengan apakah kita boleh mencapai maqam Mukhlisin tersebut??....

Ini lah dia sifat pertama yang perlu ada pada seorang pendakwah.. Renung2 kan dan selamat beramal..

*bersambung pada siri seterusnya*….

Ar-Raaji Rahmata Rabbihi al-Jawwad
UMRay – Mei 2014. ْ

No comments: